Ketika kedua rasa ini menguasai diriku
Aku terbenam di sini, merangkai kalimat
berharap pemusna rasa yang tidak kusukai ini,
walau sesungguhnya aku tahu,
ketika aku sedang tidak di sini
kembali harus ku telan semuanya
Haruskah aku memohon pada waktu,
agar ia memutar rekaman canda bahagiaku selama ini,
yang sebetulnya tidak begitu banyak
Haruskah ku hamparkan sesembahan pada hari
agar ia memberiku kesempatan untuk kembali bernapas ringan
Setiap saat aku berada di sini,
tidak pernah satu sekalipun untuk mengeluh
Aku ikhlas. Aku terima.
Namun, duhai pemilik setiap detak hatiku,
ijinkan aku bahagia di sini, walau semu
Biarlah angin pembawa sakit yang menemaniku
Biarlah setiap detik naluriku menguasai diri
Akan ku rajut semua dalam gumpalan yang tidak berarti,
namun akan ku cari makna, meski tersembunyi
di tempat yang sesungguhnya aku takut untuk berada di dalamnya
Akan tetapi, ikhlas telah ku ucap
menerima telah ku lakukan
Maka ku harus bergulat pada kisi-kisi yang menjepit
perih, sakit, serasa memutus pembuluh darahku
Di sini ku berjanji pada rasa
Tidak hanya akan ku jilat ia
Akan ku kunyah, ku telan, ku nikmati
Sebagaimana yang ia mau
Wahai diri
Jangan sekalipun engkau menyeringai pilu dan sakit
Jangan sekalipun engkau menangis lara
Biarkan semua melalukan apa maunya
Aku tidak ingin engkau melemah
Aku tidak ingin engkau hancur
Biarkan semua merajam dengan kejam
Pada saatnya kita akan bangkit!
Aku terbenam di sini, merangkai kalimat
berharap pemusna rasa yang tidak kusukai ini,
walau sesungguhnya aku tahu,
ketika aku sedang tidak di sini
kembali harus ku telan semuanya
Haruskah aku memohon pada waktu,
agar ia memutar rekaman canda bahagiaku selama ini,
yang sebetulnya tidak begitu banyak
Haruskah ku hamparkan sesembahan pada hari
agar ia memberiku kesempatan untuk kembali bernapas ringan
Setiap saat aku berada di sini,
tidak pernah satu sekalipun untuk mengeluh
Aku ikhlas. Aku terima.
Namun, duhai pemilik setiap detak hatiku,
ijinkan aku bahagia di sini, walau semu
Biarlah angin pembawa sakit yang menemaniku
Biarlah setiap detik naluriku menguasai diri
Akan ku rajut semua dalam gumpalan yang tidak berarti,
namun akan ku cari makna, meski tersembunyi
di tempat yang sesungguhnya aku takut untuk berada di dalamnya
Akan tetapi, ikhlas telah ku ucap
menerima telah ku lakukan
Maka ku harus bergulat pada kisi-kisi yang menjepit
perih, sakit, serasa memutus pembuluh darahku
Di sini ku berjanji pada rasa
Tidak hanya akan ku jilat ia
Akan ku kunyah, ku telan, ku nikmati
Sebagaimana yang ia mau
Wahai diri
Jangan sekalipun engkau menyeringai pilu dan sakit
Jangan sekalipun engkau menangis lara
Biarkan semua melalukan apa maunya
Aku tidak ingin engkau melemah
Aku tidak ingin engkau hancur
Biarkan semua merajam dengan kejam
Pada saatnya kita akan bangkit!
0 Response to "Sepi Dan Sendiri"
Post a Comment
Saya sangat menghargai siapapun yang bersedia memberi komentar.
Berupa: kritik, saran, pembelajaran, kepada Saya yang Harus Masih Banyak Belajar ini. Saya yakin, Anda dapat menjadi Guru Terbaik Saya.
Di sini, Saya akan mentaati semua ketentuan/peraturan.
Sama seperti Anda. Terimakasih.